Pohon akasia itu masih menjulang angkuh. Meskipun satu dekade telah berlalu tanpanya. Hari ini, kami kembali menjumpainya. Menunaikan sebuah janji yang pernah terucap dahulu kala.
“Kamu yakin di sini tempatnya?” tanya dara berkacamata dengan rambut lurus sebahu kepadaku. Shila, wanita yang baru kulamar minggu lalu. Sahabat karib yang naik pangkat menjadi calon istri.
“Har, coba gali di sini,” sahutku kepada Harry, sahabatku yang lain. Pria yang selalu menjadi primadona semenjak bangku SMP dulu. Kapten klub basket, ketua OSIS, pelajar teladan, berwajah tampan bak model majalah ternama. Aneh rasanya jika tak ada kaum hawa yang rela antre menjadi kekasihnya.
Continue reading